Rabu, 24 September 2014

Pelajaran dari Proses Melamar Pekerjaan

       Pagi ini aku ingin menulis ,setelah sekian lama tidak menulis . Ada kejadian menarik yang ingin kuceritakan ,ada seorang kawan yang memperoleh panggilan pekerjaan dari instansi yang cukup terkenal .Kebetulan dia bertanya saran padaku mengenai bagaimana menghadapi wawancara. Dengan senang hati kujawab pertanyaannya, di tengah diskusi aku bertanya bagaimana proses melamar pekerjaannya ? ternyata dia hanya mengirim email lamaran pekerjaan lalu  dipanggil melalui email juga ,entah kenapa perasaan curiga pun muncul dan kutanyakan kembali apa nama emailnya?. Nama email itu memang cukup meyakinkan ,namun sepengetahuanku rekrutmen perusahaan ada jalur resminnya melalui webnya khusus. Langsung saja aku mencoba mengarahkannya untuk mengecek kembali kebenaran lamaran pekerjaan tersebut dengan menghubungi nomor resmi di web resmi perusahaan tersebut. Setelah mendapatkan jawaban ,ternyata benar saja sepertinya email panggilan kerja itu penipuan ,karena memang perusahaan tsb sedang tidak membuka lowongan pekerjaan .  Sisi positifnya aku bersyukur bisa mencegah kejadian buruk yang terjadi ,namun sisi negatifnya adalah aku merasa seperti menghancurkan harapan seseorang ,yha walaupun tidak terlihat tapi aku tahu pasti ada rasa kecewa ketika mendengar bahwa ternyata panggilan kerja itu bisa jadi hanya penipuan .Kenapa aku berkesimpulan seperti itu? karena selama ini dia mendambakan sebuah pekerjaan ,ketika dia tahu mendapat panggilan kerja saja dia sangat antusias . Aku sadar bahwa melamar pekerjaan itu sungguh tidak mudah , aku menyadari bahwa kejadian yang mudah bagi satu orang mungkin sulit bagi yang lainnya. Disinilah kita harus belajar menghargai apapun yang kita peroleh . 

       Allhamdulillah aku  termasuk seorang yang cukup dimudahkan memperoleh sesuatu khususnya di bidang pendidikan dan pekerjaan . Kulalui tes-tes masuk dengan mudah bahkan seperti iseng pun aku bisa lulus. Disitu sungguh aku sadar mungkin aku terkadang tidak menghargai pekerjaan yang ada di hadapanku saat ini Aku memperoleh pekerjaan langsung setelah SMA , jika boleh jujur aku membencinya , ketika orang lain sangat berharap memperoleh pekerjaan aku malah marah karena aku harus bekerja langsung setelah sma . Sungguh kekanakan jika kupikir kembali sikapku itu . Tapi setelah aku dewasa dan mencoba kembali melamar pekerjaan aku tahu bahwa jalan melamar pekerjaan itu tidak mudah,jalannya sungguh panjang dan berliku .Bukan hanya lelah fisik dan pikiran namun hati . Tes demi tes kita lewati dengan penuh harap  ,kita terus berharap-harap cemas apakah kita akan berhasil/lulus di tes berikutnya. Dan pada akhirnya ketika kita tidak berhasil lulus disanalah harapan terasa sirna .Bahkan setelah kita diputuskan lulus pun ternyata kecemasan itu terus berlanjut karena kita masih berstatus calon pegawai yang bisa saja diputuskan tidak menjadi pegawai.Banyak factor yang menunjang proses itu ,bukan hanya dari diri sendiri tapi dari doa dan mungkin garis nasib juga.Intinya sungguh kita tidak bisa menganggap remeh arti dari sebuah proses .Bukan hasil akhir yang menentukan kita tapi perjalanan dan proses ini lah yang harus mampu kita maknai dan hargai .    

     Namun  aku sungguh sangat menyayangkan kenapa ada pihak-pihak  yang masih saja mengambil keuntungan dari sebuah kesempitan seperti ini. Memanfaatkan harapan –harapan orang yang sudah terlanjur berharap tinggi. Semoga kejadian-kejadian seperti ini tidak pernah terjadi lagi . Bagi orang seperti aku yang melamar pekerjaan karena mencari alternative lain mungkin ketika mendengar berita penolakan atau gagal dalam tes itu masih bisa diterima.Walau kecewa tapi aku bisa mengelolanya karena aku masih memiliki pekerjaan .Namun bagi orang yang telah bertahun-tahun belum bekerja dan tidak putus asa mencari pekerjaan ,sebuah panggilan kerja saja bagaikan panggilan dari surga. Jadi ketika memperoleh berita penolakan atau gagal dalam tes pasti itu sangat sulit untuk diterima. Makanya terkadang terasa agak menyebalkan juga kalau mendengar seseorang menyia-nyiakan ksempatan yang telah diterima.Disini saya belajar arti menghargai semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar